** dikutip dan disadur dari tulisan di note facebook saya, hehe **
Mungkin anda dan juga saya pernah/sering/rutin menyaksikan ACARA-ACARA live MUSIK TELEVISI YANG diselenggarakan dan DISIARKAN LANGSUNG di sekolah-sekolah, TEPAT PADA PADA JAM BELAJAR-MENGAJAR. Di antara banyak orang yang geleng-geleng kepala, saya
adalah juga salah satu orang yang tak habis pikir tentang bagaimana (standar) prosedur, sistem, tata cara dan tata lakasana terselenggaranya agenda bukan resmi bernuansa entertainment tersebut. Yang
sepenuhnya kita sadari hanyalah : bahwa media akan selalu berusaha keras
sekuat tenaga untuk memasyarakatkan produk-produknya, seluas-luasnya,
sebanyak-banyaknya ; DENGAN BENTUK DAN CARA APAPUN.
Tampaknya
pihak-pihak produsen memang sengaja sekali mengincar segmen remaja di
usia-usia ini, karena pemuda-pemudi pada fase remaja ini memang mudah
sekali di-'kutak-katik', diprovokasi, dicekok di-promosi ; fase belum stabil alias labil.
Dan kebanyakan agenda stasiun tv semacam inipun dilangsungkannya di lembaga
pendidikan jenjang SLTP samapi SLTA, tidak hanya itu bahkan juga di lokasi perkantoran (pada jam kerja
; produktif). Kalau diselenggarakan di SD atau TK, lantas apa untungnya??? Mungkin begitu cara berpikir mereka ; produsen.
Apalagi
dengan fenomena dan realitas lip-sync alias lip syncronize, yakni penampilan dengan iringan musik yg
di PLAYBACK (laksana KARAOKE-an) ; alias nyanyi + ng'band
BO'ONGAN....Sadar atau ga sadar, KITA SEDANG DAN SELALU DIBOHONGI. Lagi-lagi saya terkena sindrom "tak habis pikir" lagi.
Pertunjukan musik kok disamakan dengan mutar lagu di player audio sih. Mencari aman budget dalam produksi...yeah that's right. Dan kita selalu pasrah dibohongi. Aneh, hahaha.
Mungkin
juga banyak dari para guru, kepala sekolah, pembina yayasan, murid,
wali murid dsb yang berpikir hanya dari aspek promosi sekolah dan segala
segi komersil belaka. Sungguh sebuah sudut pandang yang DANGKAL dan
kampungan, ujar salah seorang teman di faceebook. Lembaga pendidikan bukanlah kios dagang Bu,
ajaran-didikan juga bukanlah produk kemasan Pak! Kalau GURU/PENDIDIK
hanya berpikir dari sudut pandang untung-rugi, lebih baik ga usah jadi
guru, mending jadi PEDAGANG kios pasaran aja. Jangan salah tempat...salah waktu.
Ingat pula,,,,"GURU KENCING BERDIRI MURID KENCING BERLARI". Salam hormat dan takzim berikut doa kami untuk para PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Tapi.....Jam
belajar kok diisi dengan HIBURAN ??? Jam mengajar kok di isi PROMOSI
??? PRODUKTIF kok diisi dengan HURA-HURA, KETAWA-KETIWI, HaHaHa
HiHiHi ?? Ini jauh sekali dari spirit PENDIDIKAN. Sungguh at the WRONG TIME...AND jelas-jelas EXCATLY WRONG PLACE. Wahai adik-adik pelajar : "Hidup bukan hanya untuk tertawa..hirup udara bukan untuk senang saja".
JAM
BELAJAR-MENGAJAR. Ingat.....Ini jam belajar-mengajar Mas, Mbak, Pak,
Bu, Om, Tante ; (TV) !!!! Agenda-agenda ini lebih banyak MINUS-nya
ketimbang PLUS-nya. Tega-teganya kalian. WAHAI PARA
MURID, GURU, KEPALA SEKOLAH, PEMBINA YAYASAN, WALI MURID, PIMPINAN
LEMBAGA, DINAS PENDIDIKAN DAN APARATUR TERKAIT..... "SADARLAH
!!!"..."SADARLAH !!!".."SADARLAH !!!"
MARI KITA PEDULI KECERDASAN BANGSA...."TERUS PEDULI....DAN LEBIH PEDULI LAGI"