ANTARA LIRIK & MELODI : win_loose, or draw ? (MENULIS LAGU)


Based on my experience yg masih sgt minim ini – Bagi saya, kesulitan teratas yang kerap saya alami ketika menulis lagu berlirik/vokal adalah pada tahap kompromi atau sinkronisasi antara lirik (sebagai ‘kata-kata' : bahasa dan/atau sastra) dan bebunyian musikal (sebagai tone/pitch/melodi : musik). Terlepas dari apakah yg lebih dahulu ditemukan atau muncul sebagai gagasan ( kata2 yg diberi nada-nada / nada-nada yg dikenakan kata-kata).

Dalam kaitannya antara lagu dgn apresiasi pendengar, IMVHO lirik lagu berikut nadanya adalah elemen integral, ia adalah satu kesatuan terpadu, tak bisa dipilah satu sama lain. Namun sayangnya seringkali harus terpisah secara kontekstual karena persoalan apresiasi mendengar musik. Semisal kita mendengar lagu berbahasa asing ( baik asing lokal maupun interlokal :) kita pada umumnya lebih utama mengkonsumsi/menyerap nada/rasanya ketimbang mengapresiasi konten liriknya. Sebaliknya, akan berbeda ketika mendengar lagu yg kita tahu bahasanya. Ada semacam hukum lokalitas & latar belakang di balik semua itu.  Bahkan pada lagu-lagu yang kita ketahui betul-betul bahasanya, kita kerap abai terhadap muatan liriknya (tema), seringnya terbuai dan terlena pada nada-nada atau alur melodinya saja :)

Atau sering juga sebaliknya.

WIDE WORDS


  • Every master was once a beginner
  • Kata Mbahnya teman saya, "Jadi orang jaman sekarang tidak perlu pandai-pandai, tapi pandai-pandailah".
  • Setia kepada proses, percaya pada hasil. (quality oriented). 
  • Memajukan diri sendiri berarti juga memajukan orang lain. Let's move on 
  • Belum dapat disebut sahabat, jika belum kenal betul dengan kawan baiknya sendiri. (musisi dan alat musik)
  • Upaya berlatih keras dan cerdas amatlah perlu dilakukan, dalam rangka menghilangkan kagok
  • Perfect Practice makes perfect. (bukan sekedar berlatih) 
  • Mendengarlah, jika ingin didengar. Menyimaklah jika ingin disimak

LEFT HAND TECHNIQUES PRINCIPAL

# INDEPENDENT FINGER

Jari-jari tangan kiri adalah eksekutor utama penentu 'not apa/nada apa' yang akan dibunyikan (jari menentukan pitch).

Melatih gerak, refleks, respon, memori dari jari-jemari adalah mutlak diperlukan demi 'Kemerdekaan Jarii'

Kemerdekaan jemari sangat bergantung pada latihan teknik tangan kiri, maka merdekakanlah jari-jemari kita dengan berlatih.

Urusan teknik tangan kanan (picking dsb) adalah TERSERAH ANDA, kita sedang terfokus pada latihan jemari kiri. Sangat dianjurkan untuk menggunakan teknik 'Alternate Picking' dalam agenda melatih jari-jari kiri ini, juga menggunakan 'Palm Mute'(sering juga disebut 'deep/depth') dan sebaiknya tanpa effect yang berpotensi mengaburkan warna suara, alias dengan sound yg relatif 'Clean' (polos tanpa kosmetik/dengan kosmetik tapi porsinya sedikit).

catatan :
Idealnya, latihan teknik tangan kiri dan kanan memang harus dilatih secara terpisah (secara terfokus pada salah satu, satu persatu), walaupun pada praktiknya keduanya tentu tak bisa dipisahkan. Kita hanya memisahkan fokus latihan. Dengan tetap tertuju pada FOKUS, kita juga bisa melakukan latihan dengan prinsip 'sambil menyelam minum air' (latihan fingering jemari kiri = menyelam (fokus), sambil latihan variasi picking = minum air (bonus), atau sebaliknya)

# FINGER MOVEMENT

Arah pergerakan jari-jari kiri pada fretboard secara garis besar di bagi menjadi :
Vetical : arah gerakan atas-bawah fretboard
Horizontal : arah gerakan kanan-kiri fretboard
Diagonal : arah gerakan serong/miring kiri-kanan fretboard


# NOTE PER STRING

Ada beberapa pendekatan sehubungan dengan 'Berapa banyak not yang ditekan jari kiri/dibunyikan pada senar'. Dalam penjarian kiri hal ini terbagi atas :

One note per-string, two notes per-string, three per-string, four notes per-string, five notes per-string, dan seterusnya


# FINGER POSITION

Posisi ideal bagi jari dalam menekan fret dan senar adalah posisi tekan agak ke kanan, yakni posisi (ter)dekat dengan besi fret. Ibu jari menyanggah di belakang fretboard dengan posisi tegak lurus.


# FINGER TIPPING

Teknik meredam bunyi senar, agar senar yang tidak ingin ditekan/dibunyikan tidak mengeluarkan bunyi (muting). Yakni dengan cara menyentuh senar dengan ujung dari jari yang sedang aktif menekan senar. Jadi, sambil menekan sambil me-mute senar lain. (Dalam Blues, teknik peredaman ini dilakukan dengan ibu jari, seakan-akan 'setengah atau seperempat menekan senar', terutama di senar 4,5,dan 6)


# DAMPING

Berbeda fungsi dengan teknik muting yang dilakukan dengan ujung jari (finger tip), Damping dItujukan untuk memberi efek artifisial bunyi/memunculkan nuansa ritmik (biasanya dilakukan pada chord).
caranya dengan mengangkat jari/mengendat-ngendat sehingga menimbulkan efek berupa bunyi semacam 'ck, ck, ck'. Teknik ini sangat berhubungan dengan teknik tangan kanan (picking dsb),


DAILY REHEARSAL 1 (Independent Fingers)

   
 WARM UP BEFORE WARMING UP

CLASSICAL WARMING UP 
(SPIDER FINGERING) 

 

  • Jari hanya boleh diangkat tepat pada waktu pergantinya not, satu jari untuk satu not
  • Setelah not dibunyikan jari tetap berada diposisinya, tetap menekan
  • Jari 1 menekan fret (dan not dibunyikan), jari 1 tetap pada posisi menekan, kemudian jari 2 menekan fret selanjutnya (dan not dibunyikan), jari 2 tetap pada posisi menekan/tak terangkat, begitulah seterusnya sampai jari 4 (4 buah jari berada dalam keadaan masih menekan fret), begitu pula pada perpindahan senar, jari lain 'yang belum waktunya bergerak' harus tetap tak terangkat. Latihan ini ditujukan (terutama) untuk pembentukkan power pada jari-jari, membangun kuda-kuda. Pemanasan ini menggunakan  FORMASI JARI '1 - 2 - 3 - 4' (four notes per-string)
  • Latihan-latihan pemanasan jari pada tutorial ini selalu dimulai dari  fret 3
N.B. :
JARI 1 - 2 - 3 - 4

1 = telunjuk
2 = tengah
3 = manis
4 = kelingking

AH TEORI

 NADA, KETUKAN, TEMPO, BIRAMA DAN RITME


Not/nada mengandung dua unsur pokok :

 1) Pitch, tinggi-rendahnya sebuah nada
 2) Durasi, berapa lama not itu berbunyi

Secara fisikawi bunyi/suara adalah suatu materi fisik inderawi yang timbul akibat adanya sesuatu yang bergetar, jadi bunyi adalah getaran. Banyaknya jumlah getaran berpengaruh langsung terhadap  pitch (tinggi rendahnya sebuah bunyi). Not/Nada musikal, sebagaimana halnya getaran, diukur berdasarkan frekuensi, dengan Hertz sebagai satuannya.  

Referensi penalaan nada (tuning) yang paling umum berdasarkan konvensi universal adalah A = 440 Hz.

Ketukan, Nilai Not, Tempo dan Birama

Masing-masing istilah tersebut sangat berbeda pengertian, tetapi sangat berkaitan erat satu sama lain atau kadangkala terlepas satu sama lain (ambigu). 

Lama waktu berbunyinya sebuah nada/not diukur dengan ketukan (selayaknya harokat pada cara mengaji). Durasi bunyi atau panjang-pendeknya sebuah not (dalam dunia musik) tidak diukur berdasarkan ukuran waktu (dengan satuan milisekon/detik dsb). Disebut ketukan, mungkin karena identik dengan bunyi 'tuk'.

1 buah ketukan adalah 1 buah gerakan utuh dan konstan, yang terdiri dari dua unsur utama yakni gerakan down dan up, gerakan bolak-balik/pulang pergi secara lengkap/berpasangan. Durasi tersebut diukur dengan satuan ketukan yang bersifat relatif, sesuai dengan tempo. Jadi intinya 1 ketuk adalah 'gerakan up dan down', terlepas dari seberapa cepat atau lambat gerakan-gerakan tersebut.    

Kalau up dan down adalah 1 ketuk, maka 'down saja' atau 'up saja' berarti bernilai setengah ketuk, begitulah seterusnya pecahan nilai not secara bilangan genap (1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dst). Ketukan bisa dipecah dengan sistem pecahan genap dan ganjil.